Metode pencatatan persediaan secara
fisik biasa disebut juga dengan sistem periodik
(periodic inventory system), karena untuk menentukan nilai atau harga
pokok persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi harus dilakukan
penghitungan secara fisik (stock opname) di gudang tempat menyimpan barang yang
bersangkutan untuk mengetahui besarnya persediaan barang dagangan pada akhir
periode. Karena nilai persediaan barang dagangan tidak dapat diketahui melalui
pencatatan, maka harga pokok barang yang terjual juga tidak dapat ditentukan
dengan benar. Oleh karena itu pada akhir periode akuntansi, setelah dihitung
jumlah persediaan akhir barang tersebut secara akuntansi dibuatkan jurnal
penyesuaian atas persediaan barang dagangan tersebut.
Penghitungan persediaan akhir
barang dagangan ini antara lain dengan metode; FIFO (First In First Out), LIFO
(Last In First Out), rata-rata sederhana, dan rata-rata tertimbang. Metode FIFO
ini yang digunakan pedoman adalah harga barang yang dibeli pertama digunakan
untuk menentukan harga pokok barang yang terjual. Metode LIFO menetapkan harga
barang yang paling akhir (terbaru) dibeli digunakan sebagai dasar menentukan
harga pokok barang yang laku dijual.
Dalam melakukan
pencatatan persediaan barang dagangan dengan metode fisik ini setiap terjadi
pembelian barang dagangan akan dicatat dalam rekening Pembelian, dan pada saat
terjadi penjualan barang dagangan akan dicatat dalam rekening Penjualan tanpa
mencatat harga pokok barang yang terjual tersebut. Berikut disajikan contoh
jurnalnya.
Akurasi
Prosedur:
Contoh:
Tanggal 1
Oktober 2006 Toko “Rejeki” membeli dengan kredit barang dagangan dari Toko
“Makmur” 5.000 kg beras @ Rp5.000,00 senilai Rp25.000.000,00.
Tanggal 5
Oktober 2006 Toko “Rejeki” menjual dengan kredit barang dagangan tersebut 4.000
kg beras @ Rp5.500,00 kepada Toko “Aman” senilai Rp22.000.000,00 dengan syarat
(termin) pembayaran 2/10; n/30.
Berdasarkan
transaksi tersebut dapat dicatat dalam jurnal
berikut ini.
EmoticonEmoticon